Pinandita Sanggraha Nusantara Adakan Kursus Hybrid Luluskan 187 Peserta

    Pinandita Sanggraha Nusantara Adakan Kursus Hybrid Luluskan 187 Peserta
    Ketua PSN Korwil Bali, Jro Mangku Dody (kanan), Ketua panitia JM drg. Mangku Budiarsana

    Denpasar - Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Bali gelar upacara kelulusan bagi 187 peserta kursus Teologi Hindu Brahma Widya IV, Minggu (5/2), bertempat di Pura Lokanatha Lumintang, Denpasar. 

    Selain Ida Sulinggih dan Jro Mangku, beberapa lembaga pemerintahan diundang untuk turut menyaksikan jalannya acara, meliputi Gubenur Bali, Kakanwil Kemenag RI Provinsi Bali, Wali Kota Denpasar, Ketua PHDI Provinsi Bali, Ketua PSN Korwil Bali, Ketua Yayasan Dharma Pinandita Provinsi Bali, Ketua PSN Korda se-kabupaten/kota se-Bali. Namun, beberapa lembaga hanya mengirimkan perwakilan karena tidk bisa hadir.

    Peserta Samavartana (kelulusan) mendapatkan sertifikat setelah mengikuti kursus selama 9 bulan. Materi kursus dibawakan setiap akhir pekan (Sabtu dan Minggu) selama 4 jam setiap pertemuan, atau sekitar 288 jam sampai kelulusan.

    Ketua PSN Korwil Bali, Jro Mangku Dody, mengatakan jika acara kelulusan hari ini juga diikuti dengan pejayan - jayan serta pewintenan saraswati. "Peserta Samavartana hari merupakan kelulusan Desember lalu, terdiri dari tiga tingkatan, yakni dari tingkat 1 ada 145, tingkat 2 ada 102 dan tingkat 3 sebanyak 40 peserta. Jadi, totalnya 187 peserta. Jumlah tersebut sudah termasuk peserta yang tidak hadir, misal dari luar daerah, " ungkapnya. 

    "Kami menggelar kursus ini secara hybrid, jadi ada yang datang ke kelas dan ada pula yang mengiulkuti secara daring, " tambahnya. 

    Hingga kelulusan ke 4 ini, total semuanya sudah ada ribuan mangku yang dikukuhkan. "Kursus kita ini ada empat tingkatan yang mana masing - masing tingkat ada 200an peserta, " terangnya lagi.

    Beliau berharap nantinya para Pemangku benar - benar mengerti ajaran agama dan profesional dibidangnya. Karena, masih menurutnya, salah satu visi dan misi PSN (atas kerjasamanya dengan PHDI) yakni meningkatkan profesionalisme para Pemangku. 

    Baginya, kursus Teologi Hindu ini juga dimaksudkan untuk menangkal pengaruh luar yang tidak sejalan dengan Hindu nusantara. Melalui kursus inilah PSN memberikan pemahaman yang tepat kepada para praktisi agama (Pemangku) untuk menyebarkan keluhuran ajaran Hindu secara tepat.

    Ketua panitia JM drg. Mangku Budiarsana, menegaskan jika peserta kelulusan angkatan ke 4 ini sebanyak 266 orang. Jumlah tersebut terdiri dari berbagai unsur, baik Pemangku maupun dari masyarakat umum. "Yang hadir disini hanya sekitar 180an, sisanya ada di luar Bali. Jadi mereka mengikuti kursus ini secara daring, " tegasnya. 

    Beliau tidak menampik jika Pemangku era modern harus menguasai teknologi digital. "Peserta kami sangat beragam, ada dari kalangan terdidik, yang S1 banyak - S2 - S3, ada beberapa bergelar doktor, tapi ada juga yang tidak sekolah, " ungkapnya. 

    Beliau juga mengungkapkan jika tujuan diadakannya kursus ini guna menyebarkan ajaran Hindu secara merata. Terlebih bagi mereka yang ada di luar Bali, dimana akses untuk bertatap muka sangat sulit. Untuk itulah sistem daring diberlakukan. 

    Soal biaya kursus, beliau memaparka jika tiap peserta dipungut iuran sejumlah 1 juta Rupiah. Nominal tersebut dialokasikan untuk biaya materi, alat - alat, listrik, tenaga dan pemeliharaan gedung. Target peserta tahun ajaran berikutnya disesuaikan dengan kapasitas gedung, yaitu 300an orang.

    Di tempat terpisah salah seorang peserta bergelar doktor, Nyoman Suparta, blak - blakan jika kursus Teologi Hindu yang diikutinya sangat bagus. "Saya kebetulan ditunjuk dari pihak pura di rumah untuk mengikuti kursus ini. Tapi memang sudah waktunya bagi saya untuk lebih memahami dunia kepemangkuan, "cetusnya.

    Nyoman mengungkapkan pengalamannya selama mengikuti kursus dibimbing oleh para dosen yang kompeten. Cara penyampaian materi mereka disebutnya mudah dicerna dan gampang dimengerti. Disamping itu, peserta juga diberikan salinan materi yang bisa dibaca kembali di rumah. Nyoman juga menyukai model diskusi yang dibawakan oleh para dosennya. (swn)

    budaya bali adat bali bali denpasar
    Ray

    Ray

    Artikel Sebelumnya

    Amar Tuntutan terhadap para Terdakwa dalam...

    Artikel Berikutnya

    Hendri Kampai: Macan Versus Banteng di Antara...

    Berita terkait